Laman

Senin, 02 April 2012

Tangismu adalah Dukaku


Aku adalah seorang yang melankolis, bisa  dikatakan hampir semua adegan tangis di sinetron diiringi dengan tangisanku. Aku merasa saat orang lain menangis aku juga sangat gampang tersentuh. Tetapi hari ini adalah hari yang sangat melelahkan buatku. Aku menangis beberapa kali bahkan sangat sering, juga saat aku menuliskan tulisan ini. Jika air mata ini bisa menghapus rasa sakit suamiku, maka aku akan menangis terus untuk kesembuhan suamiku. Suamiku sudah dirawat 3 hari di rumah sakit, da sudah memasuki hari ke 8 sakitmya. Pada saat hari ke 2 di rumah sakit diketahui dia terinfeksi virus hepatitis. Untuk lebih jelas hepatitis  A, B atau yang lainnya masih menunggu hasil laboratorium.

Hari ini aku ijin tidak masuk kerja, karena suamiku meminta ditemani pada hari pertama kerja dengan harapan mamanya akan menjaganya pada hari berikutnya, tetapi hari ini mama mertuaku mendadak minta pulang, karena rumahnya yang di Bandung belum ditutup gordennya. Ada rasa kesal dan penyesalan yang datang. Apakah sepenting itukah harta dibandingkan dengan sakit yang diderita anaknya? Yah sudahlah, aku tidak mungkin menghalangi dia dengan kepanikan yang akan membunuhnya itu.

Aku sangat down begitu melihat tagihan hari ke 3 dari RS. Apakah semahal ini? Menurut dokter dia baru akan boleh pulang setelah 7 – 10 hari perawatan. Dalam hitunganku itu akan memakan habis semua tabungan kita dan mungkin juga tidak akan cukup. Aku mencoba beberapa pengobatan yang disarankan oleh orang2 di sekitar kami, aku membawaknnya madu, sirup sarang sari dan temulawak. Dia memuntahkan semuanya tanpa ada yang masuk ke dalam  tubuhnya. Apakah yang harus kulakukan? 

Saat tim pelawatan dari gereja kami datang dan mendoakan kami, aku mendengar suamiku terisak sangat kencang. Oh Tuhan, aku sangat sakit melihat dia yang menangis. Malam ini aku sangat ingin ada di sampingnya, tetapi dia menyuruhku pulang karena  kasihan dengan anak kami yang kami titipkan ke tetangga. Oh Tuhan… Memang banyak keluarga yang kami punya, tetapi aku merasa sangat kesepian hari ini. Anakku serasa ikut merasakan kesedihanku, dia terus memandangiku sampai dia tertidur.

Sudah berkali-kali aku merasakan kebaikan dan kebesaran Tuhan di dalam hidupku. Tuhan, kalau boleh tunjukan sekali lagi kemurahanMu dengan kesembuhan untuk suamiku. Terima kasih Bapa untuk kekuatan yang Kau berikan untuk kami sekeluarga. Jangan lepaskan tangan kami sehingga kami tidak jatuh terjerembap, dan kami bisa bangkit lagi.

Untuk suamiku yang saat ini di RS, Tuhan menjagamu.