Laman

Selasa, 16 Oktober 2012

Apa yang akan aku lakukan jika aku menjadi Ryo?

Apa  yang akan aku lakukan jika aku tiba-tiba menjadi cacat atau sakit yang membuatku tidak bisa beraktivitas secara normal?

pertanyaan itu terus mengiang di telingaku di saat aku melihat seorang yang tidak bisa melihat, duduk dan menghabiskan waktunya di pojok ruangan, no socialation, no job, no wife, no talk to much with other, and no ones care.
Rasa penasaran membuatku bertanya apa penyebab si Ryo (bukan nama sebenarnya) menjadi tidak bisa melihat.

Setelah diselidik, ternyata masa muda yang penuh dengan hura-hura ternyata membuat Ryo harus menderita seumur hidupnya. Pada waktu muda dia adalah seorang pemuda yang produktif, dia bekerja di pabrik di daerah tempat tinggalnya. Tetapi, karena kecanduannya mengkonsumsi obat-obatan terlarang membuat dia menjadi kehilangan penglihatannya.Bukan hanya  kehilangan penglihatan tetapi yang lebih penting dan essensial adalah hilangnya rasa percaya diri, dan berkembangnya rasa minder.

Ryo, tinggal dengan keluarga kakaknya karena orangtuanya sudah meninggal dunia. Ryo selalu bersembunyi jika ada tamu atau orang yang berkunjung ke rumahnya. Jika aku berkunjung, dia juga tidak banyak bicara dan hanya akan menjawab dengan jawaban singkat semua pertanyaan yang aku ajukan. Pada dasarnya, aku selalu ingin membagikan pengalaman yang aku dapat dari guru bahasa inggrisku kepadanya. Tetapi aku merasa tidak cukup dekat dan takut membuatnya merasa tersinggung. Aku juga sangat mengerti kalau tidak semua orang bisa membahas mengenai dirinya dan kehidupannya sendiri, apalagi jika orang itu sangat sensitif, (dan aku termasuk salah satu dari orang yang seperti itu).

Mengenai guruku, inilah yang ingin aku ceritakan dan bagikan untuk Ryo dan untuk semua pembaca blog ini:
Guruku dilahirkan secara normal sampai umurnya mencapai 17 tahun, sebuah kecelakaan membuat dia tidak bisa berjalan dan selalu menggunakan kursi roda. Dia sempat hidup di suatu tempat khusus untuk orang-orang yang mengalami cacat fisik. Dia dilatih disitu dan bekerja juga disitu. Karena dia sangat menyukai pelajaran bahasa Inggris, kemudian dia mendalami bahasa Inggris yang pada akhirny menjadi satu hal yang membanggakan dari dia. Setelah dia merasa cukup matang, dia akhirnya memutuskan untuk pindah dari tempat itu dan mengontrak rsebuah rumah kecil. Bagaimana aku bisa kenal dengan  P Faiz? aku diperkenalkan temanku untuk bisa les di tempat P Faiz (bukan nama sebenarnya) dan adalah suatu keberuntungan aku bisa les di rumah mungilnya. Kita membentuk kelompok kecil dengan 3 orang temanku yang lain.

Di saat les, bukan saja pelajaran Bahasa Inggris yang aku dapat, tetapi aku juga selalu mendapatkan petuah atau kata -kata bijak yang membagun akhlak dan martabatku sebagai seorang muda. Dia selalu mengingatkanku untuk selalu sayang kepada orang tua. Di kondisinya yang tidak dapat berjalan di mampu merawat ibunya yang sedang sakit dan terbaring di tempat tidur. Kerja keras dan semangatnya membuat dia terlihat lebih normal daripada orang yang sehat.

Aku memang bukan orang yang sempurna untuk dapat mengajari orang lain, aku juga bukan orang yang pernah mengalami hal yang dialami Ryo, tetapi aku ingin menceritakan pengalaman P Faiz sebagai suatu motivasi untuk Ryo dapat melihat hari dengan penuh percaya diri.

Kita memang dilahirkan berbeda seorang dengan yang lain, tetapi Tuhan juga memberikan telenta/ kemampuan yang berbeda kepada masing-masing kita. Jika P Faiz diberikan kemampuan untuk mengajar Bahas Inggris, aku merasa jika aku diberikan kemampuan untuk bercerita kepada orang lain melalui kata dan gambar. Dan aku sangat yakin jika Ryo juga pasti punya sesuatu hobby atau keahlian yang bisa diasahnya. Life is fun when we make laugh in it, and life becomes dark when there is no hope in it.


Thank you very much Mr. Fauzy