Aku adalah seorang yang melankolis, bisa dikatakan hampir semua adegan tangis di
sinetron diiringi dengan tangisanku. Aku merasa saat orang lain menangis aku
juga sangat gampang tersentuh. Tetapi hari ini adalah hari yang sangat
melelahkan buatku. Aku menangis beberapa kali bahkan sangat sering, juga saat
aku menuliskan tulisan ini. Jika air mata ini bisa menghapus rasa sakit
suamiku, maka aku akan menangis terus untuk kesembuhan suamiku. Suamiku sudah
dirawat 3 hari di rumah sakit, da sudah memasuki hari ke 8 sakitmya. Pada saat
hari ke 2 di rumah sakit diketahui dia terinfeksi virus hepatitis. Untuk lebih
jelas hepatitis A, B atau yang lainnya
masih menunggu hasil laboratorium.
Hari ini aku ijin tidak masuk kerja, karena suamiku meminta
ditemani pada hari pertama kerja dengan harapan mamanya akan menjaganya pada
hari berikutnya, tetapi hari ini mama mertuaku mendadak minta pulang, karena
rumahnya yang di Bandung belum ditutup gordennya. Ada rasa kesal dan penyesalan
yang datang. Apakah sepenting itukah harta dibandingkan dengan sakit yang
diderita anaknya? Yah sudahlah, aku tidak mungkin menghalangi dia dengan
kepanikan yang akan membunuhnya itu.
Aku sangat down begitu melihat tagihan hari ke 3 dari RS.
Apakah semahal ini? Menurut dokter dia baru akan boleh pulang setelah 7 – 10
hari perawatan. Dalam hitunganku itu akan memakan habis semua tabungan kita dan
mungkin juga tidak akan cukup. Aku mencoba beberapa pengobatan yang disarankan
oleh orang2 di sekitar kami, aku membawaknnya madu, sirup sarang sari dan
temulawak. Dia memuntahkan semuanya tanpa ada yang masuk ke dalam tubuhnya. Apakah yang harus kulakukan?
Saat
tim pelawatan dari gereja kami datang dan mendoakan kami, aku mendengar suamiku
terisak sangat kencang. Oh Tuhan, aku sangat sakit melihat dia yang menangis. Malam
ini aku sangat ingin ada di sampingnya, tetapi dia menyuruhku pulang
karena kasihan dengan anak kami yang
kami titipkan ke tetangga. Oh Tuhan… Memang banyak keluarga yang kami punya,
tetapi aku merasa sangat kesepian hari ini. Anakku serasa ikut merasakan
kesedihanku, dia terus memandangiku sampai dia tertidur.
Sudah berkali-kali aku merasakan kebaikan dan kebesaran
Tuhan di dalam hidupku. Tuhan, kalau boleh tunjukan sekali lagi kemurahanMu
dengan kesembuhan untuk suamiku. Terima kasih Bapa untuk kekuatan yang Kau
berikan untuk kami sekeluarga. Jangan lepaskan tangan kami sehingga kami tidak
jatuh terjerembap, dan kami bisa bangkit lagi.
Untuk suamiku yang saat ini di RS, Tuhan menjagamu.